oleh: Miswadi (Team Leader Program Biogas ISEC)
8. Pengecoran Dome
Pekerjaan pembangunan dome utama dilakukn setelah pembuatan cetakan (mal) terlebih dahulu, kemudian dibuat rangka besi, lalu dilakukan pengecoran. Pembesian untuk dome utama juga mengikut pada cetakan dome. Pertama pembesian dinding setinggi 40 cm yang menyatu dengan pembesian lantai dome. Kedua pembesian dome bagian atas hingga manhole. Pembesian dibuat dalam dua rangkap (double) dan diantara lembaran rangka besi diberi besi spiral sebagai penyekat antara lembaran rangka besi yang satu dengan yang berikutnya.
Pengecoran dilakukan setelah pemasangan (setting) cetakan dan rangka besi. Setelah pengecoran selesai dilakukan, dengan catatan tidak terputus waktu pengecoran, maka dapat dilakukan pembongkaran cetakan setelah minimal 21 hari lamanya. Pengecoran dilakukan, pertama untuk dinding setinggi 40 cm, kedua untuk bagian dome utama hingga manhole. Dalam tindakan pengecoran tidak boleh terputus-putus, untuk menghindari terjadinya kebocoran konstruksi.
Pekerjaan pembuatan manhole berbarengan dengan pembangunan dome utama, sehingga pengecoran bisa menyatu. Untuk pekerjaan ini dilakukan dengan membuat cetakan terlebih dahulu kemudian dibuat rangka besi dan dilakukan pengecoran.
Cetakan mal untuk lubang manhole untuk bagian dalam dirangkai dari triplek dan menggunakan kayu sekor agar kuat. Kemudian bagian luar dirangkai dari plat seng aluminium agar dapat membentuk membundar. Diameter lubang bagian dalam 60 cm, dan ketebalan mengikut pada ketebalan dome. Tinggi manhole 60 cm. Kemudian dipasang pipa paralon ¾” untuk pipa saluran pengeluaran gas nantinya, dan harus dipasang terlebih daluhulu sebelum dilakukan pengecoran.
Pembesian dilakukan dalam bentuk rangkap dan mengikut pada bentuk dan ukuran manhole. Setelah setting cetakan mal untuk lubang manhole, maka dilakukan pengecoran. Takaran material yang digunakan sama dengan pengecoran sebelumnya. Masa pembongkaran terhadap mal bagian dalam manhole akan sama waktunya dengan mal bagian dalam dome utama.
Gambar tersebut menunjukkan hasil pengerjaan dome utama hingga manhole. Pengecoran pada dome utama harus terpasang pipa inlet dan outlet serta pipa distribusi gas pada manhole terlebih dahulu.
9. Pembangunan inlet
9.1. Pembangunan tapak
Melihat kondisi lapangan,
dan hasil dari konstruksi dome utama, maka model pembangunan inlet dirancang
kembali. Luas 100 x 100 cm untuk membangun inlet, kemudian diberikan tambahan
luasan untuk tangga dan area kerja. Selanjutnya dinaikkan
batako setinggi 130 cm sebelum dibangun lantai dasar inlet.Lantai kerja dibangun pada
luas 100 x 100 cm yang sebelumnya dilakukan penggalian dan perataan tanah
kemudian diberikan papan mal di sekelilingnya, dipasang cerocok dan dilakukan
penimbunan pasir urug. Setelah itu dilakukan pengecoran tanpa pembesian. Setelah kering dipasang batako
pada keliling luasan area tersebut setinggi 130 cm dan diplester bagian
luarnya.
9.2. Pembangunan lantai dasar hingga inlet
Setelah pembuatan lantai
kerja dilanjutkan dengan penambahan area kerja dan pembangunan tangga. Dipasang
cerocong yang cukup rapat dengan tinggi diatas permukaan tanah adalah 130 cm.
kemudian dilakukan pengurugan pasir, dirapikan dan diplester bagian luarnya.
Setelah terbentuk konstruksi lantai kerja, tangga dan area kerja inlet, maka
dilakukan pembuatan lantai dasar inlet yang dicor menyatu antara lantai dasar
inlet dengan area kerja inlet. Sebelumnya dipasang papan mal untuk memudahkan
dalam pengecoran lantai dasar inlet.
Pemasangan batu bata secara
membundar setelah setting out diatas lantai dasar. Banngunan inlet diberikan
lubang pemasukan bahan baku untu lubang inlet kearah dome utama dan diberikan
kotak kontrol. Bangunan inlet diplester
bagian luar dan dalamnya untuk memudahkan nantinya alat pengaduk bahan baku
bekerja. Disamping itu, plester juga untuk memperkuat konstruksi dan menjaga
kerapian kerja.
10. Pembangunan outlet
10.1. Pembangunan tapak
Bentuk outlet yang akan
dibangun berukuran 220 x 220 cm. Setting out dilakukan untuk outlet dengan
ukuran tersebut dengan batas berada tepat pada ujung lubang outlet kearah bagian
luar. Ukuran bujur sangkar tersebut untuk membangun lantai dasar dome. Kemudian
dome akan dibuat membundar dengan diameter 200 cm dengan tinggi 60 cm dan
nantinya dibuat lubang penutup berukuran 50 x 50 cm. Pada outlet juga dibuat
lubang overflow.
Tanah hanya digali sedikit
kemudian diratakan untuk membangun lantai kerja kemudian dilakukan pemasangan
batako. Setelah perataan tanah, pemasangan cerocok dilakukan pada ukuran luas
220 x 220 cm. Setelah pemasangan cerocok,
dibuat pula pembatas area kerja outlet dengan papan disekelilingnya. Setelah
itu, dilakukan penimbunan pasir urug, dan selanjutnya dilakukan pembuatan
lantai kerja. Pengurugan pasir dilakukan untuk meratakan dasar lantai kerja
sebelum dilakukan pengecoran. Setelah pemasangan cerocok
dan pengurugan pasir pada area outlet, dilakukan pembuatan lantai kerja untuk
nantinya sebagai dasar menaikkan batako. Pembuatan lantai kerja dibuat dan
dicor tanpa pembesian. Ukuran ketebalan sama dengan ketebalan lantai dome
utama.
10.2. Pembangunan lantai dasar hingga outlet
Setelah pembuatan lantai kerja dan pemasangan batako, dilakukan pengurugan pasir. Bagian luar konstruksi batako dilakukan plester. Kemudian dibuat lantai dome outlet. Lantai dome outlet dicor tanpa pembesian.
Setelah pembuatan lantai
dome outlet yang berbentuk persegi, kemudian dilakukan setting out membundar
dengan ukuran diameter 200 cm diatas lantai dasar dome outlet. Setelah setting
out dilakukan, dilanjutkan dengan pemasangan batu bata outlet dengan tinggi 60
cm. Bentuk rancangan awal dari
outlet sama dengan dome utama. Akan tetapi karena kondisi lapangan dan
kerumitan rancangan maka disepakati pembuatan outlet hanya berbentuk dinding
membundar saja dan tegak lurus. Sehingga dalam konstruksi ini tidak membutuhkan
cetakan mal akan tetapi hanya menggunakan batu bata yang dipasang secara
membundar setinggi 60 cm. Kemudian diplester bagian luar dan dalamnya.
Setelah pembuatan dinding
dome outlet selesai, lengkap dengan lubang overflow, dilanjutkan dengan
pembuatan tutup atas dengan dilengkapi pembesian. Tutup atas dicor menyatu seluruhnya
dengan dinding outlet. Dan disisakan lubang berbentuk persegi dengan ukuran 50
x 50 cm di bagian tengahnya. Lubang overflow tidak
ditutup dan dibiarkan terbuka sebagai control dari kelimpahan limbah hasil
biogas di dome utama.
Pembuatan rangka cetakan
hanyalah untuk pengecoran membuat tutup bagian atas dome outlet dan dibuat
lubang kontrol dari dome outlet bagian atas. Pembesian dilakukan untuk
membuat tutup bagian atas dan membuat lubang control dome outlet. Pengecoran juga dilakukan
dalam pekerjaan membuat penutup dari dome outlet bagian atas.
11. Finishing manhole
Untuk finishing manhole, pengerjaan yang dilakukan adalah membuat penutup. Desaign lubang dirapikan terlebih dahulu untuk dapat membuat sekat penutup agar mampu terhambat nantinya jika penutup diletakkan.
Penutup dibuat di area terpisah, dibuat se-ukuran dengan desaign dalam lubang manhole. Rangka penutup manhole dibuatkan rangka besi lalu dicor, tetapi terlebih dahu diletakkan pipa paralon ¾” dibagian atas untuk pipa kontrol terhadap produksi gas.
Hasil Akhir Pembangunan
Hasil akhir dari pembangunan reaktor biogas sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya langkah-langkahnya adalah sebagaimana gambar berikut:
Desaign kontruksi yang telah disesuaikan dengan perubahan aplikasi pembangunan reaktor sebagaimana ditampilkan berikut.
Hasil Akhir Pembangunan
Hasil akhir dari pembangunan reaktor biogas sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya langkah-langkahnya adalah sebagaimana gambar berikut:
(msd/19.04.2013/bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar