oleh: Miswadi (Mangrove Research Institute)
Perkembangan koperasi dapat dilihat dari
perkembangan jumlah keanggotaan, perkembangan pendapatan usaha, asset maupun
prestasi-prestasi yang diperoleh koperasi selama menjalankan aktivitasnya.
Perkembangan ini mampu mencerminkan baik buruknya kiprah koperasi di tengah-tengah
masyarakat dan dalam gerakan perkoperasian yang didorong oleh pemerintah untuk
menopang perekonomian nasional.
1. Perkembangan
keanggotaan
Perkembangan keanggotaan koperasi dapat
menunjukkan penerimaan masyarakat akan hadirnya koperasi sehingga masyarakat
dapat terlibat dalam keorganisasiannya atas dasar kesadaran atau motivasi minat
usaha. Perkembangan keanggotaan Koperasi Perikanan Pantai Madani disajikan pada
grafik berikut.
Grafik
Perkembangan Keanggotaan Koperasi Tahun 2001-2012
Sumber: Laporan Tahunan Koperasi Perikanan Pantai Madani, 2001-2012
Dari grafik yang ditampilkan pada Gambar 2
tersebut menunjukan bahwa perkembangan jumlah keanggotaan koperasi belumlah
secara signifikan menunjukkan minat masyarakat untuk terlibat dalam
berkoperasi. Pada saat didirikan pada tahun 1999, koperasi ini beranggotakan
sejumlah 25 orang masyarakat nelayan. Kemudian pada saat memulai pengoperasian
usaha pada tahun 2001, anggota koperasi mulai bertambah menjadi 31 orang.
Kemudian terus meningkat hingga tahun 2005 menjadi 54 orang, selanjutnya
mengalami penurunan. Hingga tahun 2012, anggota koperasi bertahan pada jumlah
43 orang.
Koperasi Perikanan Pantai Madani lebih
mementingkan kualitas dalam keanggotaan bukan kuantitas. Dalam artian bahwa
jumlah nelayan yang semestinya menjadi anggota koperasi adalah secara
signifikan menunjukan peningkatan pendapatan usaha. Nelayan yang menjadi
anggota koperasi seharusnya menjual ikan hasil tangkapan kepada koperasi
sehingga mampu menjadikan koperasi berkembang dalam perolehan pendapatan usaha.
Hal ini didasarkan pada sering terjadi
ketidakkonsistenan anggota koperasi dalam menjual ikan hasil tangkapannya
kepada koperasi. Pada musim-musim tertentu atau pada jenis-jenis ikan tertentu,
terdapat anggota yang menjual ikan tidak kepada koperasi tetapi pada tengkulak
lain yang ada di area kerja koperasi. Hal inilah yang menjadikan koperasi
memberlakukan kebijakan ketat dalam menerima keanggotaan baru, sehingga nelayan
yang mengajukan diri menjadi anggota koperasi adalah nelayan yang secara sadar
memahami bahwa koperasi mampu menjadi wadah dalam meningkatkan perekonomian
anggota terutama dalam memasarkan produk hasil tangkapan ikan nelayan.
2. Perkembangan
perolehan usaha
Perkembangan usaha koperasi ditunjukkan pada perolehan
pendapatan dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan penjualan barang dan jasa
pada koperasi ini diantaranya adalah dari penjualan ikan, penjualan
barang-barang suku cadang dan umum, penjualan bahan bakar minyak dan pendapatan
jasa simpan pinjam. Perkembangan pendapatan usaha koperasi ditunjukkan pada
grafik berikut.
Grafik
Perkembangan Pendapatan Usaha Koperasi Tahun 2001-2012
Sumber: Laporan Tahunan Koperasi Perikanan Pantai Madani, 2001-2012
Dari grafik yang disajikan terlihat bahwa
perolehan pendapatan usaha sejak 2001 terus mengalami peningkatan hingga tahun
2005. Mulai tahun 2006 terus mengalami penurunan hingga tahun 2009. Kemudian
mulai meningkat kembali hingga tahun 2012. Selama 2001-2012, puncak perolehan
pendapatan tertinggi adalah pada tahun 2005 sebesar Rp 1.501.118.108,-
3. Perkembangan
asset
Perkembangan total asset koperasi setiap
tahunnya dapat dilihat pada penyajian laporan neraca koperasi. Meskipun
peningkatan ataupun penurunan total asset koperasi tidaklah menunjukkan
perolehan pendapatan usaha yang juga mengalami peningkatan. Peningkatan asset
koperaasi tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan usaha tetapi juga dipengaruhi
oleh meningkatnya jumlah kewajiban (hutang) dan pertambahan simpanan anggota.
Namun yang lebih besar mempengaruhi adalah dari aspek kewajiban (hutang)
koperasi. Untuk melihat perkembangan total asset Koperasi Perikanan Pantai
Madani dapat dilihat dari grafik berikut.
Grafik
Perkembangan Total Asset Koperasi Tahun 2001-2012
Sumber: Laporan Tahunan Koperasi Perikanan Pantai Madani, 2001-2012
Dari
grafik tersebut dapat tergambarkan bahwa perkembangan total asset
koperasi senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan asset yang
terjadi secara signifikan terjadi pada tahun 2004, dimana dana pinjaman MAP
telah dihitung dalam keuangan koperasi sebesar Rp 250.000.000,- Sementara pada
tahun 2009, terjadi penurunan asset meskipun tidak begitu besar karena pada
kondisi tersebut terjadi penurunan pendapatan usaha terutama pada unit usaha
perdagangan ikan dan telah terjadi kredit macet yang pada akhirnya mempengaruhi
pendapatan usaha koperasi secara keseluruhan. (msd/12.04.2013/bds.p)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar